Jakarta - Menjelang bergulirnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI-KPSI, beredar tujuh poin manifesto baru PSSI yang isinya cukup provokatif. Namun La Nyalla Mattalitti membantahnya.
Tujuh poin tersebut diantaranya adalah memaksakan sanksi FIFA, berhasil ataupun gagal menggusur Djohar Arifin Husin dari kursi ketua umum PSSI. Menanggapi hal ini, La Nyalla, yang terpilih lewat KLB, Minggu (18/3/12), menanggapi dengan santai.
“Tidak masalah, biarkan saja. Yang penting kan aslinya ada. Nanti masyarakat juga tahu mana yang benar mana yang salah. Kita tidak terpengaruh. Kita akan jalankan punya kita dan masyarakat nanti bakal tahu sendiri,” ungkap La Nyalla saat dihubungi INILAH.COM.
La Nyalla mengakui ini adalah salah satu cara kotor untuk mendiskreditkan kerja KPSI, yang didukung lebih dari separuh total anggota PSSI. Saat ditanya siapa yang dicurigai sebagai penyebar manifesto palsu ini, La Nyalla sambil tertawa menjawab,”Ya siapa lagi...”
Manifesto baru PSSI merupakan garis besar tugas pengurus PSSI yang terpilih lewat KLB tersebut, yang disusun setelah melakukan workshop di sejumlah kota, melibatkan sejumlah elemen masyarakat.
Berikut adalah bunyi manifesto baru PSSI yang asli:
a. Perlu melakukan reformasi Statuta PSSI terutama pada aspek kedaulatan anggota, struktur organisasi dan aspek decision policy;
b. Perlu memberikan penekanan pada penguatan Liga Profesional yang independen
c. Perlu melakukan Reformasi Liga Amatir
d. Perlu melakukan penguatan pada kedaulatan klub
e. Perlu melakukan dan membangun komunikasi intensif dengan FIFA, AFC dan AFF, Pemerintah dan Masyarakat
f. Perlu memproteksi kredibilitas PSSI dari tindakan oknum oknum PSSI yang melakukan tindakan hukum tidak sesuai dengan amanah Statuta PSSI, tidak menjalankan hasil Kongres serta tidak mengambil keputusan pada level Rapat Komite Eksekutif sebagaimana diamanatkan Pasal 38 Statuta PSSI.
Oleh karena itu, menegaskan bahwa seluruh tindakan hukum yang diambil oleh Djohar Arifin Husin termasuk tetapi tidak terbatas pada penunjukan PT Liga Primer Indonesia Sportindo yang menyelenggarakan Liga Primer Indonesia yang tidak sesuai dengan Statuta PSSI dan Hasil Kongres PSSI di Bali, tidak mengikat PSSI dan menjadi tanggungjawab individu-individu yang terlibat didalamnya.
Liga Indonesia adalah pengelola Liga Super yang sah menurut hukum sesuai dengan Statuta dan hasil Kongres Bali, dan karenanya mengingatkan semua pihak untuk tidak melakukan hubungan hukum dengan Liga Primer Indonesia untuk menghindarkan dari kemungkinan akibat hukum yang terjadi.
Hasil Manifesto PSSI Baru akan dituangkan secara lengkap ke dalam dokumen yang khusus dibuat untuk itu dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan pra kongres pssi-kpsi ini, untuk kemudian disampaikan kepada semua anggota PSSI, AFC dan FIFA serta masyarakat luas.
Sumber : Inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar